Pandang Manusia

         Senin pagi hangat sinar matahari menerobos masuk lewat sela sela anyaman bambu, rumah sepetak di tepi pemantang sawah itu berada dibagian paling timur,selalu menjadi yang pertama menerima terang tanpa tertutup rimbun pepohonan atau julangan rumah warga lain.
Sinar yang hangat tadi mengetuk kedua kelopak mata gadis terbilang kecil yang sedari malam pulas menikmati mimpi dalam tidurnya. Ia mengusap matanya kemudian terbangun, sadar bahwa pagi telah datang. Ia langkahkan kakinya ke bilik untuk membasuh seluruh tubuh, sehabis itu Ia kenakan seragam putih merahnya dengan rapi,  dipakainya sedikit pewangi yang dibelikan paman dikota tempo hari.  Setelah siap dia mengayuh sepeda usang yang sudah mengantarnya berangkat ke sekolah hampir 4 tahun ini.  Kayuhannya tak lambat pun tak cepat karena menikmati sejuknya embun adalah bahagia tersendiri untuknya.
Rambut hitam lurus yang dikuncir dua mengangguk angguk senada dengan ban sepedannya yang naik turun melewati bebatuan jalanan yang rusak,  tak lupa Ia lengkungkan senyum tulus yang manis pada tiap orang yang Ia temui terutama pada ibu ibu yang sedang berjalan menuju sawah membawa rantang untuk bapak bapak yang sedang menanam padi,  walaupun beberapa orang hanya membalas dengan tatapan yang tak semestinya.

#challengeFW2R_duniacerpenpart1_HildaFadilla

Komentar